Jumat, 22 Juni 2012

Bila Al - Qur ' an Bisa Bicara

Waktu engkau masih kanak-
kanak, kau laksana kawan
sejatiku.
Dengan wudlu aku kau sentuh
dalam keadaan suci.
Aku kau pegang, kau junjung
dan kau pelajari.
Aku engkau baca dengan suara
lirih ataupun keras setiap hari.
Setelah usai engkaupun selalu
menciumku mesra.
Sekarang engkau telah dewasa…
Nampaknya kau sudah tak
berminat lagi padaku…
Apakah aku bacaan usang yang
tinggal sejarah…
Menurutmu barangkali aku
bacaan yang tidak menambah
pengetahuanmu.
Atau menurutmu aku hanya
untuk anak kecil yang belajar
mengaji saja?
Sekarang aku engkau simpan
rapi sekali hingga kadang
engkau lupa dimana
menyimpannya.
Aku sudah engkau anggap
hanya sebagai perhiasan
rumahmu.
Kadang kala aku dijadikan mas
kawin agar engkau dianggap
bertaqwa.
Atau aku kau buat penangkal
untuk menakuti hantu dan
syetan.
Kini aku lebih banyak tersingkir,
dibiarkan dalam kesendirian
dalam kesepian.
Di atas lemari, di dalam laci, aku
engkau pendamkan.
Dulu…pagi-pagi…surah-surah
yang ada padaku engkau baca
beberapa halaman.
Sore harinya aku kau baca
beramai-ramai bersama
temanmu disurau…..
Sekarang… pagi-pagi sambil
minum kopi…engkau baca Koran
pagi atau nonton berita TV.
Waktu senggang…engkau
sempatkan membaca buku
karangan manusia.
Sedangkan aku yang berisi ayat-
ayat yang datang dari Allah Yang
Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau
abaikan dan engkau lupakan…
Waktu berangkat kerjapun
kadang engkau lupa baca
pembuka surah-surahku
(Basmalah).
Diperjalanan engkau lebih asyik
menikmati musik duniawi.
Tidak ada kaset yang berisi ayat
Allah yang terdapat padaku di
laci mobilmu.
Sepanjang perjalanan radiomu
selalu tertuju ke stasiun radio
favoritmu.
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun
Radio yang senantiasa
melantunkan ayatku.
Di meja kerjamu tidak ada aku
untuk kau baca sebelum kau
mulai kerja.
Di Komputermu pun kau putar
musik favoritmu.
Jarang sekali engkau putar ayat-
ayatku melantun.
E-mail temanmu yang ada ayat-
ayatku pun kadang kau abaikan.
Engkau terlalu sibuk dengan
urusan duniamu.
Benarlah dugaanku bahwa
engkau kini sudah benar-benar
melupakanku.
Bila malam tiba engkau tahan
nongkrong berjam-jam di depan
TV.
Di depan komputer berjam-jam
engkau betah duduk.
Waktupun cepat berlalu… aku
menjadi semakin kusam dalam
lemari.
Mengumpul debu dilapisi abu
dan mungkin dimakan kutu.
Seingatku hanya awal Ramadlan
engkau membacaku kembali.
Itupun hanya beberapa lembar
dariku.
Dengan suara dan lafadz yang
tidak semerdu dulu.
Engkaupun kini terbata-bata dan
kurang lancar lagi setiap
membacaku.
Apakah Koran, TV, radio,
komputer, dapat memberimu
pertolongan?
Bila engkau di kubur sendirian
menunggu sampai kiamat tiba.
Engkau akan diperiksa oleh para
malaikat suruhanNya.
Hanya dengan ayat-ayat Allah
yang ada padaku engkau dapat
selamat melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng
membuang waktumu…
Setiap saat berlalu… kuranglah
jatah umurmu…
Dan akhirnya kubur sentiasa
menunggu kedatanganmu.
Engkau bisa kembali kepada
Tuhanmu sewaktu-waktu.
Apabila malaikat maut
mengetuk pintu rumahmu.
Bila aku engkau baca selalu dan
engkau hayati…
Di kuburmu nanti….
Aku akan datang sebagai
pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau
membela diri.
Bukan koran yang engkau baca
yang akan membantumu.
Dari perjalanan di alam akhirat.
Tapi Akulah “Qur’an” kitab
sucimu.
Yang senantiasa setia menemani
dan melindungimu.
Peganglah aku lagi… bacalah
kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada
padaku adalah ayat suci.
Yang berasal dari Allah, Tuhan
Yang Maha Mengetahui.
Yang disampaikan oleh Jibril
kepada Muhammad Rasulullah.
Keluarkanlah segera aku dari
lemari atau lacimu…
Jangan lupa bawa kaset yang
ada ayatku dalam laci mobilmu.
Letakkan aku selalu di depan
meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa
mengingat Tuhanmu.
Sentuhilah aku kembali…
Baca dan pelajari lagi aku…
Setiap datangnya pagi dan sore
hari.
Seperti dulu….dulu sekali…
Waktu engkau masih kecil, lugu
dan polos…
Di surau kecil kampungmu yang
damai.
Jangan aku engkau biarkan
sendiri…
Dalam bisu dan sepi….
Maha benar Allah, yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.