Sabtu, 22 Desember 2012

Kalender Astronomi

Bagi pecinta astronomi siap-siap aja deh buat menikmati sajian Tuhan di bulan Desember.Ini ada jadwal dari Kalender Astronomi unutk bulan ini sekiranya nyampe tanggal 26 Desember.

Sabtu, 22 Desember
 Hujan Meteor Ursid: ZHR = 10
Senin, 24 Desember
12.21 WIB
 Venus-Antares: 5.6° U
Rabu, 26 Desember
09.02
 Bulan-Jupiter: 0.5° U
18.19
 Bulan di Apogee: 406100 km

Minggu, 09 Desember 2012

Mengapa Kucing Mengubur Kotorannya?

Anjing mengubur tulangnya sedangkan kucing malah mengubur kotorannya. Menyembunyikan sesuatu merupakan insting alami kucing.


Kucing mengubur kotorannya untuk menandai area teritorialnya. Mungkin bau kotoran kucing bagi kita manusia sama, akan tetapi dalam kotoran kucing terdapat bau kimiawi unik yang disebut feromon.

Lain lagi dengan kucing liar (golongan Phantera) seperti Singa, Macan, Macan tutul, dan Jaguar. Mereka tidak mengubur kotoran mereka dalam menandakan area teritorial mereka. Kucing liar yang lebih kecil mengubur kotoran mereka untuk memastikan kucing yang dominan (Phantera) tidak merasa tertantang.


Kucing liar juga mengubur kotoran mereka untuk melindungi diri sendiri atau anaknya dari ancaman predator pemangsa lain. Ini juga yang dilakukan kucing rumahan (Felis Catus) yang bedanya di perumahan tidak ada singa atau pemangsa lain.

Kucing peliharaan yang ada di rumah Anda juga mengubur kotoran mereka karena mereka tahu bahwa anda adalah "Kucing" yang menguasai daerah rumah yang mereka tinggali.


Kucing juga bukan satu-satunya hewan yang mengubur kotorannya. Mereka diantaranya adalah Armadilo, cerpelai, dan musang juga melakukan hal yang sama.

Kisah Inspirasi Seorang Malaikat Kecil Bernama Yu Yuan

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah:

Saya pernah datang dan saya sangat penurut . . .

Anak ini rela melepasakan pengobatannya, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian.


Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu.

Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.

Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "Saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh.

Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papanya mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain.

Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya.

Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya.

Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah.

Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya.

Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.


Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar $300.000.

Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit.

Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu-satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata yang belum sempat terlontar, "Papa saya ingin mati!"

Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati?"

"Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri.

Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto.

Yu Yuan berkata kepada papanya, "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini."

Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya.


Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum.

Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng.

Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.

Ada seorang teman di email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta, saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup.

Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring diranjang untuk diinfus.

Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh.

Pada saat pertamakali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata.

Yu Yuan yang dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik."

Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut.

Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orangpun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan, "Bibi kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?" Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut.

Wartawan tersebut menjawab, "Karena mereka semua adalah orang yang baik hati." Yu Yuan kemudian berkata, "Bibi saya juga mau menjadi orang yang baik hati." Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik."

Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Bibi ini adalah surat wasiat saya."

Fu yuan kaget sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan di atas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, Bibi Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal Bibi Fu Yuan.

Dalam surat itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat Bibi wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal.

"Tolong . . . "

Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar.

"Sampai jumpa bibi, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga kepada pemimpin palang merah.


"Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh." Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

"Saya pernah datang, saya sangat patuh," demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan.

Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan dipencernaan Yu Yuan semakin parah.

Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.

Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air, sungguh telah pergi kedunia lain.

Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumupuk "setinggi gunung".

Ada seorang pemuda berkata dengan pelan, "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah . . ."

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya.

Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Di atas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh (30 nov 1996 - 22 agus 2005)".

Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. "Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu."

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie.

Tujuh anak kecil yang menderita ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut.

"Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami di atas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata, Aku pernah datang dan aku sangat patuh."

Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari masyarakat Dunia.

Walaupun hidup serba kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan.

Misteri "Orang Pendek" di Area Wisata Danau Gunung Tujuh

Danau Gunung Tujuh di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat tak hanya memiliki kekayaan alam. Tapi juga cerita unik, tentang "orang pendek" yang menjaga kawasan itu.

Orang pendek yang dimaksud adalah makhluk kecil setinggi 50 cm yang bentuknya kombinasi manusia dan orang utan. Ia tidak berekor, tapi telapak kakinya menghadap ke belakang. Beberapa penduduk mengaku pernah melihatnya, tapi makhluk itu menghilang secepat kilat.



Jeremy Holden dan Debby Martir, dua turis asal Inggris, juga mengaku pernah melihat hewan itu sekilas. Mereka kemudian mengadakan penelitian di kawasan itu sejak 1995. WWF juga ikut mendanai penelitian untuk menyibak misteri orang pendek ini dan sejumlah kamera dipasang di hutan di kawasan ini.

Tapi hingga kini hewan itu tak kunjung ditemui. Walaupun tempatnya di jantung taman nasional, tidak terlihat ada "orang pendek". Justru burung-burung dan berang-berang yang berenang hilir mudik di danau.


Kemungkinan binatang-binatang liar itu sudah pindah ke kawasan hutan yang lebih jauh ke dalam seiring dengan mulai banyaknya orang yang datang ke kawasan Danau Gunung Tujuh.

Danau Gunung Tujuh merupakan danau vulkanik yang terbentuk akibat kegiatan gunung berapi ratusan tahun lalu. Panjangnya sekitar 4,5 kilometer dengan lebar sekitar 3 kilometer.


Menjelajahi Danau Gunung Tujuh, pengunjung bisa berenang dan berjalan di pinggiran danau. Pada bagian tepi danau terhampar pasir putih sepanjang hampir satu kilometer. Pasir putih ini biasanya tenggelam saat pemukaan air danau naik pada musim penghujan dan muncul ketika permukaan air danau turun pada musim panas.


Selain tempat wisata, kawasan Danau Gunung Tujuh merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Berbagai jenis tumbuhan dan satwa, seperti harimau Sumatera, kambing hutan, rusa, tapir, dan beruang madu banyak ditemukan di sini. Jadi bisa berwisata sekaligus belajar.

Rise of the Guardians: Bersatunya Para Tokoh Mitos Melawan Kegelapan

Siapa yang tidak mengenal tokoh-tokoh mitos seperti Sinterklas, Peri Gigi, Kelinci Paskah, Peri Mimpi, dan Jack Frost, Si Pencipta Salju? Tentu para tokoh-tokoh mitos tersebut sangat akrab di saat kita masih anak-anak.



Sinterklas selalu datang lewat cerobong asap rumah untuk membagikan hadiah natal. Peri Gigi yang mengganti gigi tanggal kita dengan hadiah saat ditaruh di bawah bantal. Peri Mimpi yang selalu memberikan mimpi indah di saat kita terlelap. Kelinci Paskah yang membuat telur warna-warni, dan Jack Frost yang membuat salju.

Bagaimana jika semuanya bersatu untuk menyelamatkan anak-anak di seluruh muka bumi? Ya, akhirnya benar-benar terjadi di film Rise of the Guardian.

Saat North (Alec Baldwin) sibuk bekerja untuk membuat mainan sebagai kado Natal bagi anak-anak, tiba-tiba cahaya di radar buminya mulai meredup, menandakan ada sesuatu yang tidak beres.

Cahaya-cahaya tersebut adalah rasa percaya anak-anak terhadap sosok North Si Sinterklas, Peri Gigi, Peri Mimpi dan Kelinci Paskah. Kecurigaan North ternyata benar, penyebab meredupnya cahaya-cahaya itu adalah bangkitnya Si Penyebar Mimpi Buruk, yaitu Pitch alias Boogeyman (Jude Law).


Film Rise of the Guardians seakan membawa kita kembali ke masa anak-anak yang masih terobsesi untuk mendapatkan hadiah dari tokoh-tokoh mitos tersebut.

Jangan harap karakter-karakter mitos yang digambarkan di film ini akan sesuai dengan bayangan kita, mereka sangatlah jauh di luar perkiraan. Salah satunya adalah North alias Sinterklas, yang memiliki tato di kedua tangannya dan bertubuh kekar.

Ketika bicara mengenai film animasi, tentunya unsur komedi seakan tidak bisa terpisahkan dari layar lebar jenis tersebut. Meskipun terpilih sebagai kelompok Pengawal Anak, namun tingkah laku mereka digambarkan sangat realistis dan dekat dengan sifat anak-anak.


Salah satunya adalah saat mereka membantu Tooth untuk mengambil gigi tanggal anak-anak paska penyerangan Pitch ke Istana Peri Gigi.

Dari segi teknis, Rise of the Guardian memiliki kualitas gambar animasi yang sangat mumpuni dan akan lebih terasa ketika menontonnya dalam format 3D.

Secara keseluruhan, Rise of the Guardian sangat cocok untuk ditonton anak-anak dan keluarga, khususnya menjelang Natal nanti. Banyak pelajaran positif yang dapat diambil dari tokoh-tokoh mitos tersebut, antara lain untuk selalu mengikuti nasihat pesan orangtua, tidak mengenal rasa takut dalam menghadapi rintangan, dan rasa setia kawan.

Terlepas mengenai percaya atau tidaknya Anda terhadap karakter-karakter mitos tersebut, secara tidak langsung salah satu diantara mereka pasti pernah menjadi bagian indah dari masa kecil Anda.

Film Rise of the Guardians dinilai mampu untuk membangkitkan kembali semua kenangan indah masa kecil tersebut meskipun hanya dalam durasi 97 menit.

Karya Lukis Spektakuler Menghiasa Dinding Gedung Pencakar Langit

Biasanya orang melukis dengan menggunakan media canvas. Tapi lukisan ini tidak seperti pada umumnya, seni lukis ini mennggunakan dinding gedung yang tinggi sebagai media lukisnya. Dan hasilnya pun luar biasa.









































Persahabatan Antara Seorang Nelayan Dengan Hiu Putih

Majalah Perancis "Le Magazine des Voyages de peche" di edisi ke 56, membawa cerita yang mengagumkan: "An Astonishing Love Story". Arnold Pointer, seorang nelayan Professional dari Australia Selatan menyelamatkan nyawa seekor Hiu Putih Besar Betina yang tertangkap di jaringnya.


Sekarang nelayan itu mempunyai masalah. Ia Berkata, "Ini sudah berlangsung selama 2 tahun dan ia tidak pernah meninggalkan aku sendiri. Ia selalu mengikutiku kemana pun aku pergi dan kedatangannya selalu membuat semua ikan pergi. Aku tidak tahu harus berbuat apa."


Sulit untuk pergi dari hiu yang panjangnya hampir 5,1 meter, karena Hiu Putih dilindungi oleh konservasi kehidupan liar, tapi kasih sayang adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi antara Arnold dan "Cindy".


Arnold berkata, "Saat aku memberhentikan perahuku ia datang kepadaku, dia memutar punggungnya dan membiarkan aku mengelus perut dan lehernya. Ia mendengkur, memutar matanya dan menggerakkan siripnya keatas dan kebawah memukul air dengan senang nya... " Mengagumkan!